Haji Sukiman Buktikan Memulai Bisnis Sembako, Tidak Harus Punya Modal Besar

 

WAWANCARA: Owner Toko Sembako SW Haji Sukiman (tengah) berfoto bersama dengan perwakilan biro www.borneotrend.com Provinsi Kaltim - Foto Dok

BISINIS sembako adalah sebuah bisnis yang sebagian besar diklaim sebagai bisnis yang sulit bangkrut. Besarnya kebutuhan masyarakat setiap harinya terhadap sembako, membuat bisnis ini mampu bertahan walau pun banyak pemain yang juga ikut mencoba peruntungan di bisnis tersebut.

Hal inilah yang menjadikan alasan bagi lelaki bersama lengkap Haji Sukiman untuk memberanikan diri membuka toko sembako dengan label Toko SW di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2008 lalu hingga sekarang berkembang sampai 5 cabang.

Menariknya dalam membangun bisnis sembakonya tersebut, Haji Sukiman memulainya dengan modal tidak kurang dari Rp1.000.000.

“Jadi awalnya saya itu dari Wajo Sulawesi Selatan dan merantau ke Kota Sanggatta Kutim bersama anak dan istri. Disini saya memulai karir dengan membantu paman saya berjualan di toko sembako, melihat begitu potensialnya bisnis ini beberapa bulan kemudian saya pun nekat memberanikan diri berjualan sendiri,” kenang lelaki kelahiran Wajo, 31 Desember 1976 silam itu.


Walau memiliki modal tidak kurang lebih dari Rp1.000.000, dirinya mengaku tidak putus asa dan tetap menyewa lapak seukuran 3 x 4 Meter yang sekaligus menjadi tempat tinggalnya bersama keluarga.

“Barangnya saya pinjam terlebih dahulu ke beberapa toko grosir sembako di Sanggata dengan jaminan Paman saya Haji Sahar. Alhamdulillah mereka percaya dan saya pun resmi memulai karir sebagai pengusaha sembako,” ucapnya.

Pelan tapi pasti usaha sembako dengan label Toko Sembako SW yang yang kepanjangan dari nama Sukiman-Wardiana berkembang seiring komitmennya menjaga kepercayaan pihak grosir untuk membayar tagihan tepat waktu. 

Selain itu kegigihannya dalam membuat laporan pembukuan yang rapi membuatnya bisa mengevaluasi keadaan keuangan toko untuk mengambil langkah untuk membuka cabang toko selanjutnya. 

“Alhamdulillah hingga tahun 2021 Toko Sembako SW milik kami berkembang hingga 9 cabang. Bahkan agar dapat melayani pembeli secara optimal toko tersebut kami buka hingga 24 jam,” jelas Ketua Kerukukan Keluarga Wajo tersebut.

LENGKAP: Toko Sembako SW di daerah Sangatta Kutim - Foto Dok


Berbisnis sembako sendiri diakuinya tidak selalu mulus, Haji Sukirman pun juga mengalami berbagai tragedi yang membuat bisnisnya naik turun hingga harus menutup beberapa oulet toko sembakonya.

“Pernah di bobol maling hingga ditipu oleh karyawan sendiri adalah berbagai masalah yang pernah saya alami saat mengembangkan toko sembako. Namun saya tidak patah semangat, dari pengalaman buruk itu saya pun merubah berbagai pengelolaan usaha agar tidak mengalami masalah serupa dikemudian hari,” bebernya.

Salah satunya kebijakan usaha yang dirinya ambil yaitu pemasangan monitor CCTV di setiap sudut toko pada semua cabang hingga merekrut karyawan suami istri untuk dipercayakan menjaga tokonya. 

“Hal ini agar shift pergantian penjagaan tokonya yang buka 24 jam berjalan dengan kompak, selain itu juga dapat membantu kehidupan ekonomi beberapa satuan keluarga,” tuturnya.

Kemudian masalah lainnya adalah menjamurnya brand “minimarket modern” dari luar Sangatta dengan masif. Hal ini tentunya juga membuat usahanya cukup kelimpungan mengingat minimarket modern tersebut mampu melakukan promo dan banting harga di bawah harga pasar umumnya. Sesuatu yang tak mungkin dilakukan oleh pemilik toko sembako konvensional.

Walau begitu dirinya mengaku tetap tidak patah arang, bahkan ia pun tetap berupaya mengembangkan usaha sembakonya dengan format yang lebih modern dengan mendirikan minimarket bernama Maher Mart yang berlokasi di perumahan Bukit PT Kaltim Prima Coal.  

“Alhamdulillah usaha Maher Mart cukup berkembang karena saya gandeng brand-brang besar sehingga mendapat binaan terkait tata kelola usaha toko ritel,” ungkap Ketua Perkumpulan Komunikasi Saudagar Kutai Timur ini.

Selain itu agar usahanya tidak tertumpu pada bisnis sembako saja, dirinya pun juga membuka usaha kuliner khas Sulawesi Selatan yang akan diresmikan awal bulan Februari Tahun 2021 mendatang.

“Harapan kita usaha ini juga bekembang supaya dapat banyak mempekerjakan orang lain,” harapnya.

Bagi mereka yang ingin berwirausaha, dirinya berpesan yang pertama adalah niatkan lah usaha yang dirintis tidak hanya untuk kepentingan pribadi namun juga untuk membantu sesama. Hal itu penting agar usaha bisa berjalan baik dan berkah.

“Lalu dalam berwiusaha kita biasakan diri untuk berani mengambil keputusan yang berani namun terukur. Sebab kalau dalam berbisnis kita kurang berani dan kebanyakan mikir serta pertimbangan, maka sulit memulai usaha dan usahanya pun tidak akan mungkin berkembang,” tukasnya.

Penulis: Akhmad Riffandi


Lebih baru Lebih lama
Pilkada-Kota-BJB

نموذج الاتصال