Mahathir Mohamad Desak Anwar Ibrahim Mundur, Sebut Malaysia Alami Krisis Kepemimpinan

JABAT TANGAN: Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) berjabat tangan dengan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad – Foto Net


BORNEOTREND.COM, JAKARTA - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, kembali melontarkan kritik tajam terhadap PM Anwar Ibrahim. Dalam pernyataannya, Mahathir secara terbuka mendesak Anwar untuk mundur dari jabatannya karena dianggap gagal memimpin negara.

Hubungan tegang antara Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim kembali mencuat ke publik. Mahathir, yang pernah menjabat perdana menteri Malaysia dalam dua periode, kini secara terbuka menyerukan agar Anwar segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala pemerintahan.

Seruan itu disampaikan Mahathir dalam pidatonya saat menghadiri kampanye “Himpunan Mandat Negarawan” di Stadion Sultan Abdul Halim, Alor Setar, pada 17 Juli lalu. Dalam pidatonya, Mahathir menilai Anwar tidak memiliki kapasitas kepemimpinan yang memadai, sementara Malaysia terus menghadapi krisis di berbagai sektor.

"Saya sendiri mundur dari jabatan perdana menteri karena desakan partai. Sekarang, Anwar menghadapi tekanan yang lebih besar bahkan dari oposisi publik, jadi dia harus mundur sesegera mungkin," ucap Mahathir seperti dikutip The Rakyat Post.

Sang eks PM yang kini berusia genap 100 tahun itu bahkan menegaskan desakannya kepada mantan kawannya ini melalui kicauan di X pada Senin (21/7).


Berikut isi lengkap desakan Mahathir kepada Anwar supaya mundur dari kursi PM sesegera mungkin:


TURUNKAN ANWAR


1. Seruan agar Anwar mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri semakin lantang disuarakan rakyat, termasuk dalam aksi di Alor Setar.

2. Faktanya, Anwar tidak terpilih langsung oleh rakyat untuk menjadi Perdana Menteri. Ia kalah dalam pemilu. Namun, melalui koalisi dengan partai-partai yang juga kalah, ia berhasil mengumpulkan cukup dukungan untuk membentuk pemerintahan.

3. Kini muncul pertanyaan mengenai kelayakan Anwar untuk mencalonkan diri dalam pemilu. Hal ini berkaitan dengan keabsahan pengampunan yang pernah ia terima, yang kini menimbulkan kebingungan dan keraguan hukum.

4. Pengampunan terhadap Anwar diberikan saat saya menjabat sebagai Perdana Menteri untuk kedua kalinya. Saya melaksanakannya sesuai dengan nasihat yang saya terima saat itu. Saya percaya keputusan itu tepat pada waktunya.

5. Namun sekarang muncul keraguan mengenai legalitas dari pengampunan tersebut.

6. Rakyat memiliki hak untuk mendapatkan kejelasan atas kebingungan ini.

7. Selain itu, Anwar dinilai sudah tidak layak lagi menjabat sebagai Perdana Menteri karena terlalu sering menyampaikan kebohongan. Hampir tidak ada pernyataannya yang sesuai dengan fakta.

8. Dahulu ia mengobarkan semangat Reformasi, namun kini Reformasi justru menjadi bahan olok-olok. Banyak rakyat merasa telah "dibohongi" oleh janji-janji palsu.

9. Hari ini, secara nyata ia mempraktikkan nepotisme dan kronisme di depan mata publik.

10. Dahulu ia menuduh saya tanpa bukti.

11. Kini, ketika ia sendiri melakukannya, buktinya begitu jelas terlihat.


DR. MAHATHIR BIN MOHAMAD


21 Juli 2025


Sumber: cnnindonesia.com

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال