![]() |
PRODUK KERAJINAN: Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar berhasil memproduksi kerajinan tangan dari kain sasirangan, anyaman purun, dan berbagai jenis produk tekstil – Foto Dok |
BORNEOTREND.COM - Tak dirasa sudah hampir genap tujuh tahun Yayasan Rumah Kreatif dan Pintar (YRKP) telah berdiri sejak tahun 2015 lalu dibangun.
"Alhamdulillah karir saya sukses pada bidang ekonomi kreatif, terlebih merangkul pekerja dari kalangan kaum marginal dan masyarakat prasejahtera di Kota Banjarmasin," kata Pendiri Yayasan Rumah Pintar dan Kreatif di Banjarmasin, Muhammad Aripin, belum lama tadi.
Aripin menyampaikan bahwa selama kepemimpinannya, Yayasan telah berhasil melatih sejumlah ibu-ibu rumah tangga prasejahtera, anak-anak panti asuhan, lansia, penyandang disabilitas, hingga mantan narapidana menjadi profesional dalam mengolah dan memproduksi kerajinan tangan dari kain sasirangan, anyaman purun, dan berbagai jenis produk tekstil.
Tentunya ini tidak lain berkat perjuangan dan jerih payah Aripin yang sudah mengumpulkan uang untuk mendirikan Rumah Kreatif dan Pintar (RKP) yang masih menjadi komunitas saat itu.
Setahun selanjutnya, dia melihat wadah yang dibinanya itu berkembang maka pihaknya mengajukan legalitas menjadi sebuah yayasan dan pada tahun 2016 menerima penghargaan dari Astra.
“Tentunya bukan kami yang mengajukan tetapi berkat seseorang yang ada membantu yaitu seorang jurnalis," ungkapnya.
Aripin mengaku ditelepon oleh seseorang tak dikenal, kemudian diwawancarai seputar Rumah Kreatif dan Pintar.
"Berkat satu media yang menayangkan berita kami dan melaporkannya ke Astra. Tahun itulah, kami menerima anugerah penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2016 lalu. Kita ucapkan terima kasih banyak atas jasa rekan media selama ini yang mendukung pihaknya lewat pemberitaan lokal maupun nasional," ucapnya.
Dia membeberkan, Rumah Kreatif difokuskan juga ke anak jalanan yang tersandung napza dan anak yatim piatu dengan meningkatkan taraf pendidikan mereka.
Menurutnya, anak-anak itu harus lanjut ke perguruan tinggi, sehingga mereka dapat menuntut ilmu layaknya masyarakat lain.
Dia melihat potensi itu sangat kuat bersaing dengan anak-anak lainnya di masa depan, sehingga mereka juga unggul dalam dunia pekerjaan.
“Selain itu, kita ke ranah sosial interpreuner dilakukan juga, baik berupa kerajinan yang berfokus pada kearifan lokal, seperti sasirangan dan purun,” katanya.
Adapun pada Rumah Kreatif dan Pintar ini juga tersedia pelatihan perbengkelan, las, jahit, hingga kuliner khas tradisional Banjar. "Pada saat punya ilmunya, kita kembangkan lagi," tambahnya.
Untuk sekarang ini, sebutnya, ada empat wilayah operasional binaan yang ditangani yakni daerah Kelayan, Pekapuran, Pekauman dan Basirih.
Aripin menggabungkan beberapa kelompok itu menjadi sub zona yang terdekat sehingga meminimalisir kerja ekonomi kreatifnya.
"Kita berharap ini bisa melahirkan interpreuner dari kaum marginal dan kelompok masyarakat setempat yang ingin dibina," harapnya.
Penulis: Fathur