BORNEOTREND.COM - Pecatur Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Master Nasional Ahmad Raihan Hasa bersama anak-anaknya berhasil menorehkan prestasi dengan menyumbang 2 medali emas dan 1 medali perak untuk Kontingen HSU pada ajang Porprov XI Kalimantan Selatan (Kalsel) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dari 5-13 November 2022.
Adapun torehan prestasi itu membuat keluarga pecatur ini tak pernah absen dalam tradisi menyumbangkan medali di setiap event besar di Bumi Lambung Mangkurat.
Pada pergelaran Porprov XI Kalsel tahun ini, Raihan sendiri meraih emas di kelas Catur Kilat Perorangan Putera diikuti putri bungsunya bergelar Master Percasi Wanita (MPW) Nishfa Dayyana Rahmah yang bermain di Kelas Catur Standar Perorangan Puteri.
Sementara, untuk medali perak diraih oleh puteri keduanya, Helma Ghinaya pada kelas catur cepat perorangan puteri.
Perolehan medali yang sangat memuaskan bagi kontingen catur Kabupaten HSU di ajang Porprov XI kalsel, tentunya tak terlepas dari peran dan kehadiran Master Nasional Ahmad Raihan selaku pelatih dan pemain sekaligus pengurus Percasi HSU.
Raihan sangat dominan, dikarenakan dari 10 medali emas, perak dan perunggu yang diperebutkan, Kabupaten HSU berhasil menyabet 3 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu.
"Alhamdulillah, saya sangat bangga dan bahagia, karena Nishfa dengan usia 14 tahun sudah mampu sumbangkan medali emas untuk HSU, karena dia bermain di kelompok catur standar perorangan puteri tanpa batasan usia. Bahkan lawan yang dikalahkan adalah para pemain PON Kalsel yang notebane sudah berpengalaman, seperti Master FIDE Wanita (MFW) Norasya Verdina dari Banjarmasin peraih 3 Medali Emas pada Porprov X di Kabupaten Tabalong," kata Raihan, belum lama tadi.
Di samping itu, Nishfa berhasil juga mengalahkan Master Nasional Wanita (MNW) Radiatul Adawiyah peraih medali emas Porprov X Tabalong.
"Sungguh ini merupakan prestasi yang luar biasa bagi Nishfa bisa meraihnya," jelas penyandang gelar Wasit Nasional (WN) dan Pelatih Internasional (FI) dalam dunia olahraga Catur ini, Minggu (13/11/2022) di Amuntai.
Penulis: Fathur